Rabu, 27 Juli 2022

Curhat Skuy: Pelajaran di Balik Sakit di India Part 1

Sakit di negeri orang adalah sesuatu hal yang nggak keren dan merepotkan banyak orang. Sesuatu yang sebenarnya ingin sekali aku hindari agar tidak terlalu membebani orang banyak. Tapi, apadalah dayaku yang manusia biasa. Aku masih membutuhkan uluran tangan orang lain. Di sini aku tidak akan membahas aku sakit apa, tapi lebih ke pelajaran berharga apa yang ku ambil di balik hal yang tidak ku sukai itu.

 

Satu, beryukur. Yapp, aku sangat bersyukur dikelilingi orang yang support. Orang yang benar-benar tulus dan peduli. Baik dari orang Indonesia pun India. Mereka adalah Khusbu, Taru, Darshi, Arushi, Vidhi, dan Mbak Reta. Eh, gak itu aja lohh. Iyas sama Mas Fauzan yang merupakan senior kita juga caring. Aku bersyukur karena Khusbu rela Poyang paying wara wiri nganterin ke RS terdekat. Begitu pula mbak Reta. Mbak Reta pun rela bersusah payah nyari sayuran dan buah serta segenap peralatan masak agar bisa masakin sop. Kita masak sembunyi-sembunyi menggunakan warisan kompor dari senior pendahulu. Kemarin sempat diambilkan sama mas Umar. Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, alhasil kami berhasil makan dengan sangat lahap masakan khas mbak Reta dengan bumbu bawang putih andalannya itu. Ya, mbak Reta masakin sayur sop, terong goreng, dan dadar telor. Aku hanya membantu dia dengan melihat dari jauh. Ya allah, thank you banget mbak, semoga Allah mengganti segala kebaikan mbaak, aamiin. Di tengah sakit perutku yang merajalela itu aku sering menelpon kedua sahabatku di Indonesia, Jelita dan Raka. I am calling him Pakaa. Ya, mereka berdua selalu ada di sana di saat aku membutuhkan mereka. Mereka yang menguatkanku, mendukungku, dan selalu mau mendengar keluh kesahku di tanah Gandhi ini. Aku juga sempat curhat sama mas peb dan dikasih petuahnya yang islami itu, wkwkw.

 

Kedua, let it be. Pelajaran yang kedua adalah terkait percintaan. I cannot deny saat bertemu orang baru, di usia yang tak lagi muda ini membuatku berpikir untuk segera mencari jodoh. Tapi tapi tapi tapi, dari sakitku ini aku sadar. Nggak perlu untuk menjadi apa-apa untuk bisa menarik perhatian orang. Karena, sebenarnya yang terpenting adalah showing our personality dan character sih. Kalau memang kita udah berusaha membuat orang tertarik tetapi tetep FAIL yaudahh. Itu bukan deritamu, ya orang itu bukan untukmu. Gitu aja kok susyah amat mikirnya, wakakaka. Ya aku belajar untuk “Let it be”, apapun yang terjadi akan terjadi. Apapun itu biarkan saja secara alami. Kamu cantik karena kamu sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Orang yang diciptakan untukmu, bagaimana pun juga hatinya akan menjadi milikmu apapun yang terjadi. Dia akan menghargai dan menerima kekurangan dan kelebihanmu.

 

Ketiga, fokus. Ya, pelajaran ketiga adalah fokus. Fokus pada apa yang telah kamu mulai. Mungkin aku sempat tergoda dengan hal-hal remeh temen yang disebabkan sakitku. Tapi aku sadar, seberapapun susahnya aku menimba ilmu di sini aku harus survive. Aku harus hidup. Negara tidak membayari kuliahku secara gratis untuk sesuatu yang sepele. Jadi, plis. Kembali ke jalan yang benar, hahhahah. Tetap semangat walau memang terasa berat!

 

Keempat, it’s okay to feel what you feel. Yaaaa, pelajaran keempat agak cliché tapii itu terjadi. Sejak awal menginjakkan kaki di India sangatlah tidak mudah. Nggak ada temen, kemana mana sendiri an, I was totally all alone. Mana teh makanannya ga bisa dimakan. Bumbu curry mereka dan masakan sini bikin sakit perut. Aku nangis, dan selalu nangis. Secengeng itu, hahaha. Itu nggak papa kok. Aku menyadari kalau apapun yang aku rasakan sangatlah alami dan sangat tidak masalah. Kange rumah, nangis. Lihat ponakan jatoh, nangis. Gabisa makan makanan Indonesia nangees. Dipaksa makan makanan India nangees. Dicuekin temen India karena mereka lebih prefer ngomong pake bahasa Hindi nangees. Belum bisa ngikutin kelas karena bahasa Inggris orang India too fancy nangees. Sakit perut karena udah ga haid tiga bulan terus sekali mens 3 minggu nangeees. Gak papa, itu semua gak papa. Semuanya akan baik-baik saja. Give yourself a break, take your time. Semuanya perlu waktu, everything takes time.. No need to worry.

Ya, jadi untuk sementara itu dulu curhat kita malam ini wkwkkw. Semoga bermanfaat. 


P.S. Berikut adalah foto masakan mbak Reta, ada juga dokumentasi saat mbak Reta masak aka foreng teyoong. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar