Selasa, 11 Desember 2018

Sebagian Hatiku Tertinggal di Malaysia

Apa yang ada di benak kamu pas dengar kata Malaysia? Yes, sudah ku duga,, upin ipin, melayu, menara kembar.. Ya, semuanya bener kok. Kali ini, di tulisan ini aku bakal sharing pengalaman aku selama aku di Malaysia.

Pertama kali mau ke Malaysia hampiiir saja ketinggalan pesawat yang mengakibatkan uang cukup terkuras banyak, walhamdulillahnya masih ada sisa-sia uang untuk bertahan, hehe. Waktu itu aku naik airasia. Pertama kali tiba di bandara Kuala Lumpur aku makan di NZCurry, makanan Malaysia murah yang cukup enak dan tersedia berbagai variasi menu. Waktu itu aku makan nasi goring dan minum es the tarik, jujur hanya menu inilah yang satu-satunya sesuai dengan lidah dan mulutku, hahaa..

Aku tinggal di Hostel dekat pasar seni dan sekamar dengan turis Korea, sayangnya her English was terrible. Buat aku, I prefer Malaysia than Singapore karena eh karena, di Malaysia apa-apa murah.. terus di toiletnya ada airnya buat nyiram. Wkwkkw. Pakai tisu terus ga nyaman coy.

The next day aku mengunjungi beberapa tempat iconic seperti Batu Caves, Gedung Istana Merdeka, Genting Highland dan Menara Kembar. Ya, aku tidak mengunjugi banyak tempat saat itu. Di Batu Caves biasa aja sih menurutku, cuma itu kuil hindu raksasa di Malaysia. Naiknya ampuuuun, ga kuat banget, I didn’t explore more karena capek banget buat naik ke atas anak tangganya banyak banget yang harus dinaikin. 

Di Gedung Istana Merdeka,  bangunannya iconic banget terlihat kayak masjid gitu dan I was so lucky at that time karena bisa bertemu sama my old project bee’s friend namanya kak Jannah. Kita sempet berbincang banyak dan she accompanied me to explore little KL dengan waktu dia yang terbatas. Saat itu, dia baru saja selesai kerja. 

Di Genting I felt like I was gonna die soon, liat pemandangan bawah kereta gantung yang nyeremin.. pikiranku udah aneh-aneh dan macem-macem.. hahahaa. Pas sampai diatas, udaranya cukup sejuk dan terdapat banyak replika bangunan dan taman bermain seperti di luar negeri. I went there with my friend’s Cambodian friends jadi supeerr rame.. Terakhir menara kembar.. pas kesana cuacana mendung, jadi.. gambarnya kurang mendukung. Hahha. Ketemu bule Lebanon yang kuliah s3 di Malang, sempet ngobrol tapi ga berani banyak-banyak takut dienya baper. Hehee.

In summary, memang sih.. di Malaysia aku nggak ngunjungin banyak tempat, tapi jika dibandingkan dengan si negeri singa, aku lebih memilih Malaysia.. orang-orangnya ramah, apa-apa murah, makanannya murah dan enak di lidah dan perut, toiletnya ada airnya. Aku nggak akan pernah bosen jika harus ke KL lagi dan lagi, aku rasa.. sebagian hati aku tertinggal disana. J


Ini adalah beberapa foto saat aku di Malaysia for the first time-ever.

These pics were when I was in Genting with my Cambodian Pals















Ini Penampakan Istana Merdeka, dan kak Jannah. :D








Ini menara kembar



Batu Caves











Selasa, 04 Desember 2018

Terimakasih Banyak Bandung, Kau Mengajarkanku Banyak Hal


Tanggal 30 November – 1 Desember 2018 ada short diplomatic course yang diadain oleh Universitas Jendral Achmad Yani untuk yang pertama kali. Acara ini di hadle oleh jurusan hubungan internasional. Aku tahu acara ini dari temen aku, sebut saja p**a. 

Sebenernya aku begitu paham acara nanti seperti apa, tetapi aku udah ada bayangan bahwa acara bakal kayak simulasi sidang pbb gitu. Jujur, ini pertama kalinya ke Bandung coy, hahahah. Super excited awalnya karna, Jakarta udah, Jogja udah, Bandung yang belom..  buat join acara ini aku habis sekitar 430 ribu untuk program dan akomodasi, tiket ekonomi pp 200 an. Nah, aku berangkatnya dari Jombang soalnya biar di bontotin nasi, kan lumayan.. Sayangnya, pas mau berangkat perut aku super duper mules parah, sempe diobatin sama ibuk aku hingga akhirnya ketiduran dan ketinggalan kereta. Walhasil beli tiket lagi, kereta bisnis yang harganya 4 kali lipat coy. Sempet nangis, untungnya Ibu aku menenangkan aku dan bilang, semua ini karena kehendak Allah, nggak tahu nanti Allah mau ngasih apa. Oke, dengan berat hati beli tiket itu padahal, awalnya aku ragu mau gak berangkat. 

Akhirnya, aku berangkat dengan kereta bisnis jam 8 dari Jombang dengan kondisi perut yang masih sakit, Alhamdulillah di kereta merasa lebih baik. Bisa tidur. Ternyata di kereta se-tempat duduk sama ibu ibu baik hati asli Bandung. Beliau cerita habis dijambret hp nya di Surabaya, setelah sekian lama ngobrol, dan taraa sampai di Bandung. Ibu tersebut menawarkan tumpangan untuk naik grab di tempat yang jaraknya lebih dekat menuju UNJANI. Aku awalnya ragu tapi Alhamdulillah ternyata orangnya beneran mau nolong, aku diturunin di BTC dan dikasih sarapan. Pas turun aku sempat salim dan pesen grabbike trus cus ke unjani. Sampai di unjani aku langsung ganti baju terus ikut seminarnya. 

Hari pertama aku ketinggalan banyak, tapi jujur cukup kecewa karena acaranya diluar ekspektasi aku total. Aku sempat bertanya menggunakan bahasa inggris dengan pedenya dan berkenalan dengan beberapa orang. Pas selesai acara, pas mau ke tempat untuk akomodasi aku aku nunggu lama.. disini terlihat panitia keteteran dan kurang professional banget. Akhirnya, pas sampai di tempat namanya zameena guest house, ternyata tempatnya ngga bagus-bagus amat. Kotor. Aku juga sekamar sama salah satu narasumber acara tersebut, yang dianya juga agak jorok. Pas dinner, aku dikasih makanan hotel nasi goring super manis yang bikin mual. Jujur aku kecewa banget. 

Besoknya, aku sarapan dan cek out. Ternyata sarapannya cuma nasi sama tempe goreng doang. Di hari kedua, aku duduk di tempat paling depan kanan pojok. Aku ngewakili Negara Canada. Dihari kedua, aku kecewa total karena acaranya sungguh boring dan aku nggak bisa speak up sama sekali.  Mungkin gegara aku terlalu pede diawal. Akhirnya aku mencari-cari cara buat keluar, yang ke toilet lah.. alas an lain lah hingga akhirnya aku bisa pergi ke tempat teman aku di Telkom university. Katanya gegara aku ikut 50% jadi ga dapat sertifikat. Waktu itu aku mikirnya entar dulu deh, daripada stress disini yang penting keluar dulu. Akhirnya aku pesen grab ke stasiun cimahi, buat naik ka local ke stasiun kiaracondong. Dari kiaracondong ke Telkom. Dapet driver grabcar yang culas banget lagi. Tapi yaudahlahh, akhirnya ketemu temen di Telkom trus cus ke kosan dia. Aku terkapar bisanya tidur doang. 

Besoknya rencana mau ke gedung sate sama forest walk tapi gabisa gegara temenku ada acara dan perutku juga sembelit parah, walhasil tidur doang. Keesokan shubuhnya aku balik, dan naik kereta dari kiaracondong. Sempet bingung gara-gara ga ada sarapan, tapi gapapa asalkan ga ketinggalan kereta.

Di kereta Alhamdulillah ketemu ibu-ibu baik hati nawarin sarapan gratis. Trus sempet juga beli makan di restorasi sampe diusir petugas. Perjalan bandung-surabaya melelahkan banget.. bosen banget.. apalagi kalau sendiri. Aku piker aku bakal mati. Di kereta aku sering bolak balik ke toilet gara-gara dingin pwool, perut juga ga enak. Sampai Surabaya jam set 10 dan Alhamdulillah dapat gojek yang super baik dan pengertian. Ditawarin beli makan dulu. Tapi aku nolak. Pas sampek kos aku beli bakso terus rebahan di kasur.

Ternyata perjalananku yang menghabiskan banyak biaya itu membuatku sadar akan pentingnya bersyukur dan menghargai yang aku punya, serta tidak sombong. Aku kemarin sempat sombong dan over pd. Ternyata perjalanan jauh yang sendiri itu ngga enak. Selain itu, jangan ngikutin kegiatan yang kamu nggak tahu dan kamu kurang menguasai. Ya, intinya itu.

Ini adalah beberapa foto yang ada
















Minggu, 04 November 2018

Berpelesir ke negeri Singa, is it a worth to try?

Waktu itu saya ingin sekali pergi keluar negeri untuk pertama kalinya. Untungnya saya memiliki teman yang sering travel sebagai backpacker, sehingga pengalaman itu pun saya dapatkan.

10 November 2016, tepat beberapa bulan setelah saya lulus dan wisuda untuk diploma 3 saya, saya pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya. Perasaan saya sudah campur aduk nggak karuhan, excited dan terbayang baying bagimana ya singapura itu.. Saya pertama kali take-off dari bandara Juanda Surabaya menggunakan jetstar, waktu itu pukul 2 siang. Seingat saya saya menginjakkan kaki pertama kali di Changi pukul 5 sore. Oh ya, ini pun juga pertama kalinya saya refill air minum di bandara yang airnya drinkable, serta pergi ke toilet yang tidak ada airnya sama sekali, cuma tersedia tisu L. Inilah foto saya ketika di Changi.




Di Changi pemandangannya sungguh menakjubkan, saya benar-benar terkagum. Untuk keluar dari Changi menuju hostel tempat saya menginap cukup dibutuhkan waktu lama. Pada pukul 7 malam saya tiba di hostel, saya langsung check in dan menaruh barang. Setelah itu saya makan, dan pergi menuju patung merlion untuk pertama kalinya. Perjalanan menuju patung merlion benar-benar melelahkan, jauuuuh banget. Kaki sampai gempor.

Sesampainya di hostel yakni pukul 12 malam, pas masuk kamar saya kagetnya bukan main. Ternyata kamar saya yang dipesankan teman saya adalah mixed-dorm, dimana ada laki-laki dan juga perempuan. Tepat di depan ranjang saya, ada pasangan bule yang tidur bareng dan sedang bercanda. Itu adalah pertama kalinya saya merasa aneh dan awkward banget, kikuk ngga tau harus ngapain. AC nya dingin banget, lampu udah dimatiin, kalau ke toilet suara pintu terdengar dan takut mengganggu penghuni lain. Akhirnya saya bersembunyi di balik selimut dan saya merasa sangat berdosa, saya berdo’a dan saya sangat tersiksa karena saya menahan pipis untuk waktu yang cukup lama, apalagi saya menginap disitu selama 3 hari. Rata-rata waktu itu turisnya laki-laki, saya berada di kamar pojok sendiri, perempuan, dan memakai kerudung lagi. Waktu itu ada bule yang ramah ada juga yang tidak.

Ke-esokan harinya saya melanjutkan perjalanan untuk menjelajah Singapur, yakni ke bugis, masjid sultan, haw par villa dan chinese garden. Saya makan di salah satu restoran turki di dekat masjid sultan dan saya memesan martabak dan es teh tarik. Saya sangat kelaparan, dan beberapa saat setelah makan martabak tersebut perut saya mual dan mulas, ya , hal itu dikarenakan bumbu martabak tersebut yang sangat kuat. 


Ini merupakan foto sisa martabak yang tersisa dan es teh tarik yang ada. Rempah-rempah yang dipakai sangat menusuk perut, tapi untungnya selanjutnya saya merasa baikan dan bisa melanjutkan perjalanan lagi. Setelah itu saya pergi ke haw par villa, disinya terdapat banyak sekali patung-patung kaisar china. Lalu, ke chinese garden. Disini tidak ada yang menarik, cuma terdapat replika monument ala-ala Cina. Dan yang terakhir ke bugis, disini banyak sekali penjual dan rata-rata murah. Disini saya membeli uncle ice cream, sayangnya rasanya kurang enak. Waktu itu saya beli saya kacang merah.

Berikut merupakan foto ketika saya di haw par villa dan chinese garden.






















Ke-esokan harinya, saya harus bangun shubuh buta untuk menjemput teman Kamboja dari teman saya. Pas bangun, saya cukup kaget ketika mendengar ada laki-laki Bule dan seorang perempuan yang berbisik-bisik dan kata yang keluar yang saya ingat dari si perempuan tersebut adalah “You are crazy”, dan dibalas oleh si bule, “ I know”. Dikarenakan lampunya gelap, saya sempat melihat si bule ganti celana disitu. Setelah itu mereka berdua naik keatas ranjang mereka dan tidur bersama. Waktu itu saya bingung, saya harus segera bangun dan mandi untuk bergegas pergi tapi kalau saya bangun, si bule dan perempuan itu bagaimana. Akhirnya, saya bangun dan mereka agak kaget pas tahu kalau ada yang sudah bangun. Tapi ya sudahlah, saya lalu melanjutkan perjalanan ke bandara Changi dan pergi ke sentosa. Di sentosa pun, sayangnya jauhhnya minta ampun. Jalan nya jauh, saya sudah nggak kuat lagi dan menyerah. Saya sempat menangis dan merasa berdosa sekali, karena selama saya di Singapur saya tidak pernah beribadah sholat sama sekali. Pas saya kembali ke hotel, saya sempat berbincang dengan salah satu bule dari UK dan aksennya syusaah banget. Saya cuman meng-iya kan dan menganggukkan kepala. Disitu saya merasa sedih, ternyata bahasa inggris saya nggak ada apa-apanya, bahkan teman saya yang bahasa inggrisnya sangat bagus menurut saya pun masih kewalahan.

Berikut adalah foto ketika saya berada di  dalam MRT, di sentosa island, patung merlion dan depan masjid sultan.

































Pelajaran yang saya dapat selama di Singapur adalah, Singapura untuk tata wilayahnya sangat rapi, terkenal sebagai Negara yang sangat mana untuk turis asing dan dendanya sangat tegas. Di dalam MRT jika makan atau minum bisa di denda dengan membayar uang yang cukup banyak, sama halnya jika merokok di gedung dan tempat yang tertutup, serta fasilitas publik yang lain. Orangnya sangat independden, orang tua renta tidak menjadi pengemis tetapi penjual tisu dan jajan ringan.

Dan beberapa hal ini cukup berkesan buat saya selama hidup saya. Disana banyak orang India, dimana dimata penduduk singapura sendiri india dianggap sebagai kasta rendah karena kebanyakan orang India bekerja di singapur sebagai pekerja kasar. Nah kita yang Indonesia, beruntung karena memiliki ras yang hampir sama dengan melayu. Untuk urutan kastanya adalah Chinese, Melayu, lalu India. Pas di singapur, saya sering dilirik oleh orang India, saya coba tanyakan ke teman saya dan ternyata orang India menganggap saya sebagai orang Cantik dimata mereka. Jadi buat orang Indonesia, standard kecantikan orang India adalah gadis berkulit sawo matang seperti kita. Orang Singapura rata-rata kalau jalan cepet-cepet, langkahnya gede-gede.. trus individualis banget.. awwwww…

Transportasi yang sering saya gunakan adalah MRT (kayak kereta kommunternya Jakarta tapi ini super duper cepet dan otomatis), jujur yang paling sangat saya benci dari Singapore adalah perjalanan nya. Dari MRT dan ke tempat tujuan yang lain, saya diharuskan jalan ples mines 3 kilometer dan itu cukup banget buat membuat kaki capek dan sempoyongan. Saya benar-benar kapok. Mencari makanan halal pun susah, makannya nasi goreng muluuu.. pernah nyoba nasi ayam khas Indonesia tapi rasanya aneh.. belom lagi apa-apa mahal. Toiletnya ngga ada air cuma tisu doang, dan.. disana saya tidak bisa sholat sama sekali. Tetapi, dari kejadian tersebut, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, saya baru menyadari bahwa Islam adalah agama sempurna yang mengatur semuanya, keteraturan, ketentraman, ketenangan, dan kedamaian.

Jadi, berdasarkan ulasan di atas, kalau ditanya apakah Singapura patut untuk di coba? Menurut saya pribadi tidak. Saya lebih memilih untuk menyarankan negara Malaysia atau Thailand yang nanti akan saya ulas di tulisan saya yang selanjutnya.