Senin, 18 November 2019

Mengikuti Indonesia Initiative Leader Forum 2019, Bermanfaatkah?


Tahun 2019 merupakan tahun ketiga terselenggaranya Indonesia Initiative Leader Forum atau yang biasa disebut IILF. Kali ini tema yang diusung adalah Innovation, Nation and Revolution. Biaya untuk mengikuti kegiatan ini adalah 700 ribu untuk 3 hari 2 malam dan bertempat di Dodik Bela Negara, Lembang Cikole. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 8-10 November 2019. 

Kegiatan ini merupakan agenda semacam leadership camp yang digagas oleh sahabat inspirator Indonesia. Oke langsung saja, jadi gimana ceritanya?

Awalnya aku tahu kegiatan ini dari salah satu alumninya, mbak popy. Aku tertarik untuk mengikuti camp ini karena ingin tahu rasanya gimana, kata mbak popy sih enak-enak aja banyak temennya. Nah, beberapa tahun sebelumnya acara ini dihelat di Jogja, aku pikir bakal diadain di Jogja lagi ternyata dipindah ke Bandung. Jujur, awal mulanya aku agak sangsi. Satu, aku agak trauma dengan bandung karena pertama kali kesana aku k.o. gegara masuk angina, gegara takut dan belum tahu medan bandung yang sesungguhnya. Naik kereta ekonomi pulak. Dua, commitment fee sama biaya tiket kereta yang super duperr subhanallah, kalau di total habis 1.7 juta hanya untuk 3 hari dua malam. Pengennya sih extend tapi nggak bisa, karena sekarang aku sudah nyambi kerja di kampus sebagai admin support. Antara berangkat dan berangkat, ehh akhirnya berangkat juga. Okee, bandung here we go..


Perjalanan Di Kereta

Jadi aku kemarin naik eksekutif, duduk disamping mas-mas baik hati yang sedikit terkesima kana bahasa inggrisku, hahaha. Ya, waktu itu aku sok-sok an telpon temenku yang refugee dan ngomong bahasa inggris. Setelah itu kita ngobrol banyak dan panjang lebar. Sebenernya malam itu aku agak gusar, aku berangkatnya dari Jombang, karena aku pingin bawa bekal dari rumah. Aku pikir aku bisa menikmati bekal yang sudah disiapkan kakakku, yakni penyetan lele, buah pir dan buah anggur merah, eh tertinggal.. Kan syedih.. waktu itu tertinggal gegara I was focusing on listening to someone’s interview In which I will not mention who. Syedih sih, sedih banget, makanan favoriku semua.. Tapi saat itu aku ingat kakak perempuan iparku yang baik hati yang  telah membantu dengan memasakkan dan menyiapkan  bilang, “Kalau Ikhlas akan diganti yang lebih baik”. Disitu hatiku mulai sedikit tenang, walau tetep masih agak sedih. Beberapa saat kemudian kereta datang di Stasiun Jombang. Walhasil berangkatlah aku.

Di perjalanan, aku juga membaca buku dan menghabiskan deadline novel 99 cahaya di langit Eropa karena mau dibuat penelitian. Ternyata pas malem, laper.. pergi ke gerbong restorasi pengen makan mie, eh ketemu bapak-bapak baik hati yang ngasih makan nasi gratis. Modelnya kayak lemper tapi itu bentuknya nasi, isinya ayam. Aku lupa namanya. Alhamdulillah rejeki, ada beberapa botol air minum kecil juga. Di kereta, aku bolak balik ke toilet balurin v-fresh entah karena grogi atau gimana. Pokoknya badan kerasa ga enak banget. Esoknya aku di traktir sama mas-mas samping tempat duduk, Alhamdulillah rejeki anak sholeh. Pelajaran yang bisa ku pertik dari perbincangan kami adalah, dalam dunia kerja, katanya, hal yang harus kuperhatikan adalah Empati dan Passion. Dia bilang, “Udah dua manajer loh yng bicara gitu ke aku”. Well, oke noted bang kataku. Kata babang itu, passion hanya kita yang tahu dan hanya dengan passion kita bisa maju melangkah mewujudkan mimpi-mimpi. Dengan empati kita bisa tahu apa yang ada di kepala orang lain.


nasi kayak lemper*


novel yang kudu cepet rampung*


Di Bandung
Paginya, begitu sampai stasiun bandung duuhhh seneng banget. Aku langsung menuju meeting point di Alun-Alun Bandung. Aku disana order grab dan langsung cus.. Aku langsung naik kayak tank gitu ada tulisan Dodik Bela Negara. Aku bertemu beberapa pemuda pemudi baru. Kalau dilihat lihat dari orangnya sih, mereka jauh dibawahku dan ternyata benar. Aku duduk disamping mahasiswa bernama Dirga asal Kalimantan. Dia jurusan tehnik elektro UMY. Kita cukup lama ngobrol dan perjalanan menuju Dodik Bela Negara bikin pusing karena ajalannya berkelok dan sedikit naik turun. Ya, saat itu aku agak ga enak badan dan masuk angin. Tapi saat itu aku ijin panitian kalo mungkin butuh istirahat dan lalala, sama kepanitiaan diijinin.

Tradadadaa, eh udah sampek di Dodik Bela Negara. Ya, tempat ini meruapakan markas TNI. Gatau kenapa kok mereka milihnya disini.

Hari Pertama

Aku sekamar dengan beberapa mahasiswa junior yang cukup seru dan baik mereka, satu dari medan, satunya lagi dari Lombok. Tapi mereka masih muda banget, jadi yaa aku ngeliatnya kayak bocah.

Agak sedikit tepar aku hari pertama tapi alhamdulillah everything’s fine, pas sampe kamar aku istirahat bentar terus mandi. Abis itu sholat dan makan. Untuk makannya, wadahnya lucu banget.. wadah makannya tentara gitu. Berikut fotonya.




lucu ya wadahnya :D



Setelah itu dilanju pemaparan dari materi, ada yang dari foundernya, ada yang dari salah satu professor ITB dan yang terakhir dari TNI. Sebenernya kalau menurut aku isi materi yang dibawakan gitu-gitu aja sih nggak ada yang baru, bahkan terkesan kurang relevan dengan topic dan tema yang diangkat. Panitianya sebagian besar terkesan cuek dan ga peduli, ada juga yang selengekan suka bercanda muluu bikin gedek dah. Tapi aku mencoba memaklumi karena mereka masih muda banget. Tapi, meskipun demikian, aku bersyukur mendapat kenalan temen dari sesame jawa yang seru, namanya satria. Aku langsung nyambung karena kita ngobrol pake bahasa jawa nyel dan pure. Hahah, terlebih he’s a photographer, lumayan bisa diminta tolong buat moto-moto in. Oh anyway, berikut ini dokumentasinya

materi dari founder*


materi dari pak professor*

 materi dari TNI

foto bareng TNI



Hari Kedua

Hari kedua pagi-pagi jam 3 kebangun, gabisa tidur karena udaranya dingin banget dan menusuk tulang. Walhasil bolak-balik ke toilet dan badan lemes.. Langsung nge chat panitia izin gabisa ikut kegiatan karena udah 4x bolak balik masuk toilet, trus akhirnya di kasih teh panas dan diizinin istirahat.  Hariitu full dari pagi sampe siang tidur di kasur ga ngapa-ngapain. Yang bikin sedih, ga ada panitia yang nungguin, ga ada makanan, dan ga ada colokan buat charging. Untungnya jam 3 roommate aku dating dan akhiranya di bawain makanan. Panitia juga bawa makanan sama the panas. Sama dikasih Antangin. Hari itu bener-bener parah, kalo di itung-itung aku ke toilet hampir 13x. Sedih dong bayar mahal-mahal tapi gabisa ikut kegiatan, sampe malam ga bisa. Denger-denger malamnya ada gerbyar ekspresi, kayak seru-seruan gitu tapi yaaa apa mau dikata toh badan ga mendukung. Sedih banget sebenernya gabisa ngikuti seluruh kegiatan dengan baik, tapi setidaknya aku dapat pelajaran,

“Jangan pernah takut akan masa depan/hal yang belum terjadi. Belum tentu yang kamu bayangkan akan terjadi. Jangan terlalu takut dan berpikir negatif. Jalani saja, semuanya akan baik-baik saja”

Ya, saat itu aku memang terlalu takut.. karena aku trauma dengan kedatangan pertamaku ke bandung. Aku mikirnya jauh, aku gatau medannya. Bandung dingin, jalannya naik turun sama berkelok-kelok kayak malang. Jujur selama hidupku, hal yang paling aku antisipasi adalah pergi ke malang, karena alasan jalannya yang bikin mabuk kendaraan. Nggak ke malang unless terpaksa banget.

Pelajaran kedua yang ku dapatkan adalah

“Hati-hati saat berbicara. Ucapan adalah do’a”

Saat itu aku bilang, aku cuma pingin nyari alasan buat kabur dari rutinitas kampus sebagai mahasiswa dan admin support karena aku sedikit bosan. Ternyata sama allah diiyakan, aku terkapar dan gabisa ikut kegiatan. Ditambah negative mindset yang aku punya sejak awal berangkat. Akhirnya benar-benar terjadi.


Hari Ketiga

City Tour

Nah ini nih yang menyenangkan, city tour ke Bandung sambil beli oleh-oleh. AKu beli peyeum, sejenis fermentasi singkong. Kalo di jawa mah namanya tape. Tapi itu khas buatan bandung. Beli pie susu juga, khas lembang. Sianya pergi kemuseum geologi dan sorenya kita ada deklarasi di Monumen perjuangan Jawa Barat.

perjalanan dari lembang cikole ke bandung naik bus*


Ini foto pas di Sky Walk Cihampelas





Kalo yang ini foto pas di dalam Museum Geologi





Ini foto pas ngemper depan museum Geologi










Malamnya aku sempat ketemu salah satu teman dia baik banget, aku dibawain nasi sama anggur merah dan buah pir. Sayang kita nggak punya waktu banyak.




So, To Sum Up :

Jadi kesimpulannya untuk biaya 700 dengan biaya tiket kereta ekse total 1 juta menurut aku yang didapertin ga sebanding dengan biaya yang di keluarin. Nambah temen gak? Iya nambah tapi ga banyak juga. Dari 100 peserta yang diterima hanya 25 yang real dateng. Itu mungkin karena terkendala masalah biaya, jelas.. Uang segitu mah sayang banget. Tapi setidaknya dalam perjalananku aku dapat banyak pelajaran hidup yang membuat aku segar dan refreshed lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar